Kamis, 22 November 2012

PKBM An-Nur Coba Entaskan Kemiskinan



PEMBUATAN pepes ikan mas, aneka cemilan dari ketela, singkong, dan terigu, serta pembuatan tahu, keset dan berbagai asesoris, telah menjadi kegiatan keseharian beberapa warga Desa Lampegan, Kecamatan Ibun, Majalaya, Kabupaten Bandung.

Melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) An-Nur yang berada di kecamatan tersebut, sebagian ibu-ibu membuat dan memasarkannya di wilayah sekitar Majalaya, baik secara door to door, maupun lewat pedagang di pasar atau warung. “Lumayan lah, bias sedikit menambah penghasilan keluarga, “kata Ibu Cicih (70), salah seorang peserta aktif di PKBM An-Nur saat ditemui pada hari Minggu kemarin.

Menurut Ibu Cicih, pengetahuan membuat aneka penganan, dan produk tersebut diperoleh di PKBM yang dipimpin Hajjah Tjitjih Rukaesih tersebut. “Awalnya kita dididik belajar membaca dan menulis, lantas dengan dipandu lewat membaca buku, dilanjutkan dengan belajar membuat pepes Ikan, ranginang, kripik, dan sebagainya,”katanya.

Ia mengaku banyak manfaatnya setelah mampu membaca dan menulis. “Jadi caang we lah, tiasa ngitung modal sakieu, dijual sakieu, untung sakitu (Jadi terbuka lah pikiran, bias berhitung, modal segini, dijual segini, untungnya segitu, “kata Ibu Cicih.

Hal yang sama juga dikatakan Pa Nana dan Pa Taryo. Keduanya merasa sumringah, sebab setelah mampu membaca dan menulis, kini bisa belajar membuat tahu  lewat belajar dari buku. “Ya, lumayanlah, bisa nambah buat yang di rumah, “kata Nana (65).

Lain lagi dengan Ibu Manah (45). Setelah belajar Keaksaraan fungsional tahun 2003 lalu, dilanjutkan dengan mengikuti Paket B dan C, Ibu Manah kini leluasa mempelajari  pengetahuan tentang kesehatan, sehingga bisa membantu tetangganya yang mengalami masalah kesehatan. Setidaknya Ibu Manah bisa leluasa membawa tetangganya ke rumah sakit. “Ibu Manah memang gesit membantu warga yang kesulitan, berani, cekatan, siap menolong. Karenanya, kami akan mengusulkan agar  Ibu Manah maju dalam pemilihan kepala desa tahun depan, “kata seorang tetangganya.

Hajjah Tjitjih Rukaesih mengatakan, saat ini Ada sekitar 200 peserta Keaksaraan Fungsional yang dibina PKBMnya. Selain itu, saat ini juga ada 82 peserta Paket B (Setingkat SMP) dan 74 peserta Paket C (Setingkat SMA).

Menurut Hajjah Tjijih, PKBMnya yang dibantu pembangunan gedungnya oleh PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang ini memang bertujuan memberdayakan masyarakat sekitar, selain pembelajaran baca tulis. “Awalnya, saya terenyuh, kok di jaman sekarang ini masih ada warga yang buta huruf dan tidak produktif. Karena itu, saya berikan pembelajaran baca tulis, dan belajar melakukan kegiatan produktif, “kata pensiunan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan ini.

Sebelumnya, Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ella Yulaelawati mengatakan, keberhasilan PKBM di masa mendatang terletak pada kemampuan PKBM dalam memberikan dampak kolektif pada kumpulan individu, keluarga, ketetanggaan, dan masyarakat sekitar PKBM. "Dampak ini dapat berupa penyadaran dan komitmen pengentasan ketunaaksaraan dan pengentasan kemiskinan, "kata Ella.





Link